jump to navigation

Cinta Sang Matahari March 21, 2007

Posted by dianika wardhani in Cerpen.
6 comments

JARUM jam dinding di kamarku hampir menyentuh angka tiga. Kantuk tak juga menghampiriku. Beberapa jam lalu, aku bertemu dengan Tyas, sahabatku saat menjadi jurnalis dulu. Ia memang bertugas di Malang, tetapi sengaja menemuiku. Kaget juga saat aku menerima pesan singkatnya. Kutunggu kau di mabes. Aku nyampe sana ba’da Isya, insya Allah.

(more…)

Sesuatu Bernama Sepi dan Rindu June 14, 2006

Posted by dianika wardhani in Cerpen.
4 comments

“Mana yang kamu pilih : Rindu atau Sepi?”

Takkan ada yang memaksa. Terserah saja. Yang jelas, kedua-duanya melahirkan konsekuensi.  Tetapi, kedua-duanya pun memiliki makna.

(more…)

Menanti Elang Letih Bertualang June 10, 2006

Posted by dianika wardhani in Cerpen.
6 comments

“Sampai kapan kamu akan begini, Fi?”
Suara lelaki di depanku itu seolah menggantung di udara.
“Rin, kamu dengar tidak. Sampai kapan kamu akan membiarkan dirimu terpuruk?”
Aku tidak ingin menjawabnya. Pun aku tidak ingin membantah perkataan lelaki di depanku.

Keduanya tak mungkin kulakukan. Riza, sosok yang kini ada di depanku itu adalah orang yang kelewat susah dibantah. Bukan hanya karena kami bersahabat sejak semester dua di kampus. Tetapi lebih karena ia terlalu mengenalku.

(more…)

Mencari Diri March 19, 2006

Posted by dianika wardhani in Cerpen.
1 comment so far

“Kami kehilangan dirimu akhir-akhir ini, Fi,” kata Ire, teman sekostku.
Lebih lanjut ia menjelaskaan kalau yang dimaksud kehilangan adalah ia merasa aku tidak seperti dulu.
“Kalau aku seperti dulu, berarti aku gila,” selorohku.

(more…)

Kepada Matahari March 16, 2006

Posted by dianika wardhani in Cerpen.
2 comments

Kepada Matahari

Lengah !
Hati tak sempat menolak
Beku… Kaku … Bisu…
Kepada apa rinai bergantung?
Kepada desauan lembut sang bayu
Atau pada seonggok melati di sudut taman
Tidak…
Di atas sebuah rintihan panjang
Ada embun berbekas hati
Tak tersentuh rawi berlidah api
Tak tergapai pucuk perdu sedu
Tak terdengar detaran waktu
Sampai akhir masa

(more…)

Menyongsong Fajar March 9, 2006

Posted by dianika wardhani in Cerpen.
add a comment

“BUKANKAH seseorang tidak diperkenankan melakukan apa saja dengan niat apa pun kecuali niat karena Allah SWT?”
Aku mengatakannya dengan nada tinggi. Sengaja kutandaskan suaraku. Sementara perempuan di hadapanku itu menunduk semakin dalam. Bahunya tergetar. Sejurus kemudian terdengar isakan halus.
“Tapi, Mbak, saya tidak bermaksud melakukan itu. Salahkah saya kalau tiba – tiba saya ingin memulai semuanya setelah saya mengenalnya?”
Kurangkul bahunya. Tangisnya pun meledak.

(more…)

Surat Sahabatku January 20, 2006

Posted by dianika wardhani in Cerpen.
4 comments

UHF!! Akhirnya sampai juga aku di kos. Kondisi lalu lintas yang entah kenapa siang tadi terlihat ruwet membuatku demikian penat. Tumben, Surabaya tidak pernah semacet itu. Memang, Surabaya tidak berbeda jauh dengan Jakarta. Tetapi jalur lalu lintas ke arah kosku tidak pernah sepadat tadi. Ruwet, tidak karuan. Sepi menyapaku. Jam di dinding menunjukkan pukul setengah enam. Hampir maghrib. Entah semua ke mana. Perlahan kubuka pintu kamar. Sebuah amplop tergeletak begitu saja di bawah pintu. Sebuah tanda tanya merasuk ke dalam pikiranku. Kubolak-balik tidak ada nama dan alamat pengirim hanya alamat tujuan menunjukkan kalau surat itu benar-benar untukku. Setengah tergesa, pintu kamar kusorong.
(more…)